Rabu, 21 Oktober 2015

Tulisan Soal Gojek

Beberapa minggu lalu saya menulis tentang fenomena Gojek dan kecelakaan lalu lintas. Tulisannya bisa dilihat disini. Ini adalah tulisan pertama saya yang dimuat setelah hampir setahun lebih tidak menulis. Praktis sejak saya keluar dari pekerjaan dua minggu sebelum melahirkan Kembang Fo, saya tidak punya waktu menulis. Setelah Kembang lulus ASI Eksklusif, mungkin saya masih punya waktu membaca, namun tidak untuk menulis. Saya terlalu fokus mendampingi pertumbuhannya.

Ide tulisan ini berawal dari diskusi lepas dan tak disengaja antara saya dengan beberapa kenalan dan tetangga. Intinya saat itu ada kenalan yang tidak percaya Gojek dan mereka yang benar-benar mengandalkan Gojek sejak bisnis ini muncul. Salah satu kenalan meminta saya menulis tentang ini dan dia bantu edit.

Saya selalu terbuka dengan kritikan setiap kali tulisan dimuat. Ada yang bilang tulisan ini terlalu sederhana. Benar menurut saya. Tentu saja ini terlalu sederhana karena bahasannya sama sekali tidak baru dan hal umum yang dirasakan hampir semua orang. Saya curiga ketika semua sudah dialami semua orang akan terasa biasa dan sederhana. Padahal faktanya, untuk ini, kendaraan bermotor tetap menjadi pembunuh nomer satu di Indonesia. Melewati rokok dan narkoba.

Bagaimanapun saya senang tulisan ini dipublikasi. Di Indoprogress pula. Menurut beberpa teman penulis Indoprogress termasuk media terbatas. Pembacanya sedikit namun biasanya elit-elit. Oya, awalnya tulisan ini kami kirim ke Majalah Tempo, namun seminggu tak ada balasan, bukan penolakan, akhirnya kami cabut naskahnya dan pindahkan ke Indoprogress.

Ini rupanya menjadi titik balik saya kembali produktif menulis. Setelah tulisan ini dimuat saya kembali percaya diri dan mulai menulis lepas untuk sebuah website parenting. Soal ini akan saya ceritakan nanti. Tabik.